Translate

Sabtu, 01 November 2014

Sinetron (tidak) Islami

Tadi siang disebuah restoran, sambil menunggu pesanan makanan datang, saya melihat tayangan berita melalui televisi yang ada disalah satu sudut restoran. Tayangan beritanya sih biasa, karena ini hari Sabtu, televisi lebih menayangkan berita ringan dan inspiratif daripada berita politik. Yang menjadi perhatian saya justru cuplikan sinetron disaat jeda iklan. Sekilas saya melihat, sinetron yang baru akan tayang ini bertemakan islami.


Walaupun saya bukan penikmat sinetron, tapi jujur saya jengah dengan tayangan sinetron seperti ini, karena kenyataannya ceritanya tidak terlalu islami. Tidak beda jauh dengan cerita sinetron biasa, hanya berbeda pada pakaian saja, yang wanita berjilbab, yang pria berpeci atau berkopiah, selebihnya yaaa... begitu saja. Minim unsur syiarnya dan kurang inspiratif.

Malah membuka aib sendiri. Tergambarkan bahwa tidak semua orang berpenampilan agamis itu baik. Memang kenyataannya seperti itu, ada orang baik, ada yang tidak baik. Ada orang jujur, ada orang munafik.

Tetapi haruskah hal tersebut dibuat dalam cerita sinetron bertema islami?

Bukankah sebagai saudara (muslim) sebaiknya menutupi aib saudaranya sendiri?
 
 

Siapa Yang Harus Diselamatkan?

Awal bulan Oktober 2014, kicauan di dunia maya ramai dengan hashtag #savespongebob, #savetomandjerry , #saveshincan , #ShameOnYouSBY yang lalu menghilang dan muncul hashtag baru #ShamedByYou. Ada apakah ini?

Saya tidak akan mengomentari dua hashtag terakhir. Apapun sikap dan kebijakan politik yang dibuat oleh Presiden SBY cukup beliau dan Tuhan yang tahu. Jika itu baik maka akan menjadi baik bagi semua, jika itu buruk biar hukum Tuhan yang bicara. Cukup sudah kita mengkritisi Presiden yang masa jabatannya telah berakhir ini, karena sekeras apapun protes kita terhadap kebijakan-kebijakannya, toh selama 10 tahun kemarin kita hidup dibawah kepemimpinannya dan sejauh ini cukup baik-baik saja*.

*


#savespongebob dan #saveshincan muncul karena Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memasukan film kartun Spongebob dan Crayon Shincan dalam kategori hati-hati, sedangkan #savetomandjerry muncul karena film kartun Tom and Jerry masuk kategori berbahaya. Karena hal tersebut diduga KPI akan melarang tayangan film-film tersebut, sehingga menuai protes dari sebagian masyarakat.

Saya pribadi setuju dengan apa yang dilakukan oleh KPI, karena memang betul film-film kartun tersebut kurang baik jika ditonton oleh anak-anak. Saya justru bingung dengan orang-orang yang protes akan hal tersebut, apakah rela anak-anak menonton tayangan tersebut? Anak-anak adalah peniru yang baik, apakah rela anak-anak yang seharusnya bertingkah lucu dan berkata baik malah meniru hal yang tidak baik yang dilihatnya di televisi?

Ada komentar bahwa KPI lebih baik mengawasi dan melarang beberapa sinetron. Hal ini saya juga setuju, karena beberapa sinetron memang memiliki cerita dan visualisasi yang kurang baik. Bedanya sinetron adalah tayangan orang dewasa. Orang dewasa sudah memiliki kemampuan berpikir yang lebih baik, bisa membedakan mana yang baik mana yang tidak baik. Jika dirasa bahwa sinetron tersebut tidak baik, yaaa... tidak usah ditonton.

Produksi sinetron dengan cerita dan visualisasi yang itu-itu saja terus ada karena ada pasar yang menonton, ada rating. Padahal jika kita memulai dari diri kita sendiri untuk lebih memilih apa yang ditonton, dengan tidak menonton sinetron yang dianggap kurang baik, maka dengan sendirinya rating sinetron tersebut akan turun, dan kemungkinan sinetron tersebut akan dihentikan tayangannya.

Jadi jangan membandingkan film kartun dan sinetron. Karena kategori penontonnya berbeda. Pada kenyataannya tidak semua film kartun baik untuk ditonton oleh anak-anak. Dan tidak semua film kartun diperuntukan bagi anak-anak.


Bagi para pengguna TV berlangganan pasti familiar dengan film kartun The Simpsons, Family Guy atau Archer. Filmnya sih.. kartun tetapi ketiganya  masuk kategori tontonan dewasa dengan jam tayang malam hari. The Simpsons sendiri pernah ditayangkan di Indonesia dan sempat menuai protes juga, dianggap tidak layak tonton karena menampilkan adegan kekerasan.

Tidak dipungkiri bahwa penikmat film kartun tidak saja anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Mungkin itu sebabnya banyak yang keberatan jika film kartun Spongebob, Crayon Shincan, dan Tom and Jerry dihentikan penanyangannya, karena masih banyak orang dewasa yang menyukai film kartun tersebut.

Mungkin salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan tidak memasukan film tersebut sebagai film kartun untuk anak-anak dan waktu penayangannya diganti, tidak pada jam tayang untuk anak-anak, tetapi bisa pada malam hari. Akan sangat menyenangkan bagi kami selepas lelah bekerja seharian dan menempuh kemacetan ibukota menikmati film kartun sebagai hiburan ringan daripada emosi karena tayangan sinetron.

***

*Draft tulisan ini dibuat pada saat Presiden SBY masih menjabat.


Sabtu, 27 September 2014

Benci Tapi Rindu

Kalau benci kenapa selalu cari tahu?

Kalau benci kenapa diam-diam perhatian?

Kalau benci kenapa follow dan add akun social media-nya?

*

Haters adalah sebutan untuk orang atau sekelompok orang yang tidak suka, iri atau benci terhadap orang lain.

Haters mirip dengan fans, keduanya sama-sama pemerhati setia tetapi dengan cara berbeda. Fans adalah orang yang memuja dan memuji, sedangkan haters adalah orang yang mencaci.

Orang yang biasanya memiliki haters adalah para public figure. Namun sekarang siapa pun bisa memiliki haters.

Social media bisa disebut sebagai penyebab munculnya haters, dimana ada orang tidak suka pada hal-hal yang di posting oleh orang lain. Penyebabnya macam-macam misal iri karena foto-foto berlibur, foto barang yang baru dibeli, bahkan foto kemesraan dengan pasangan pun bisa menjadi sumber ketidaksukaan haters. Foto bisa dianggap sebagai ajang pamer, padahal belum tentu si pemilik foto mengunggah fotonya untuk tujuan pamer.

Update status atau mengunggah foto lucu-lucuan dianggap tidak baik, tidak serius, tetapi update status dengan kalimat bijak pun bisa salah juga, karena dianggap sok suci, sok baik, sok benar.

Ah.. Sepertinya semua menjadi salah kalau dari kacamata haters.

Jika tidak menyukai seseorang seharusnya tidak ingin tahu dan tidak mencari tahu tentang orang tersebut. Istilahnya "Whateveeerrr... laaahhh.."

Tidak untuk haters, justru mereka sangat ingin tahu cerita terbaru tentang orang yang dibencinya. Dan akan selalu mencari tahu...

Dimana haters mencari tahu? Di social media pastinya, media dimana orang tidak lagi sungkan untuk mengekspresikan dirinya secara terbuka.

Ada 3 tipe haters:

1. Haters garis keras.   
Haters tipe ini akan secara frontal memberikan komentar negatif pada semua posting.

2. Haters terselubung.
Tidak pernah memberikan komentar atau "Like" pada posting, biasanya bicara dibelakang, tetapi dia cukup aktif posting dan update status di akun pribadinya.

3. Haters sejati.
Punya akun social media, add dan follow banyak orang, tetapi tidak pernah posting atau update apa-apa. Akun yang dimilikinya hanya sebagai media untuk mencari informasi tentang orang yang tidak disukainya untuk dijadikan bahan gosip sesama haters.

"Ehem.. Buang-buang memori handphone"

*


Dear haters,

Yakin benci?
Yakin Tidak suka?
Yakin bukan rindu, sayang atau malah cinta?
Kalau benci kok perhatian sih..? ;)


Jumat, 05 September 2014

Smile

 Smile is not always a smile.
 Smile can be a hidden pain.
Smile can be a hidden cry.




Smile is not always a picture of beauty.
Smile is not always a picture of happiness.
Until you look trough the eyes and you will know what is inside.

-GMaulani-


Senin, 11 Agustus 2014

Who Are We?



We are not using a bold make up and wearing an attractive or even naughty outfit.

We are just ordinary women with extraordinary abilities.

We are flight attendant.


Real Flight Attendant! Not a group of women who are wearing uniform costume as a flight attendant.

Why people think that flight attendant are sexy, always sexy, must be sexy? We Do Not Know!

Our well groomed appearence, our good manners and attitude is because of we are well educated women. We are professionals.

Our presence is for your safety, not to attract your 'attention' or for your 'pleasure'.

Please stop makes our profession as a sexual symbol.

Respect us, we will respect you.

Have a nice flight!

Minggu, 20 April 2014

Promosi

Ketika mendapatkan promosi dari perusahaan tempat kita bekerja apakah kita harus merasa senang dan bangga? Nanti dulu, karena belum tentu perusahaan mempromosikan karena kita kompeten untuk posisi tersebut, jangan-jangan hanya karena tidak ada calon lain, yang artinya perusahaan terpaksa memilih kita.

Apapun alasan perusahaan mempromosikan kita, kita tetap harus dapat membuktikan bahwa kita benar-benar kompeten untuk posisi tersebut. Promosi juga menjadi ajang evaluasi diri, apa-apa saja kekurangan kita agar tidak menjadi kelemahan dan sumber masalah ketika menjalankan tugas baru.

Apapun jabatan baru kita, entah itu Manager, Direktur atau bahkan ketika rekan bisnis dan para pemegang saham mempercayakan kita sebagai COO, CFO atau CEO, promosi dan jabatan bukan ajang pamer diri, karena semua mata tertuju dengan pertanyaan "Mampukah?".

Semakin tinggi posisi dalam pekerjaan artinya beban tanggung jawab semakin besar. Jadi seharusnya tidak ada area untuk bersikap sombong atau arogan. Justru diharapkan dapat merangkul dan meraih rekan-rekan kerja lainnya untuk dapat sejalan mencapai tujuan bersama, karena apapun posisi anda, anda bukan siapa-siapa dan tidak bisa berbuat apa-apa tanpa rekan-rekan kerja anda.

Promosi seperti anak tangga, sebagai pijakan menuju puncak karir atau justru membuat terpeleset dan jatuh

Jadi ketika mendapatkan promosi didalam pekerjaan, yang harus dilakukan adalah berdoa agar dapat melaksanakan tugas baru tersebut dengan baik, dan tentunya karir juga semakin baik, bukannya berakhir dengan sebuah surat mosi tidak percaya dari  rekan-rekan kerja.


Senin, 10 Februari 2014

Cerita Akhir Tahun

Jakarta, 31 Desember 2013 - Pukul 21.00

Sara menghela nafas panjang, membuka pintu balkon apartemennya dan melihat pemandangan Jakarta di malam pergantian tahun. Semua tampak indah, walaupun langit terlihat tanpa bintang, namun lampu-lampu kendaraan yang terjebak macet terlihat seperti sebuah karnaval dalam rangka menyambut tahun baru.

Sara duduk sambil menikmati teh oolong hangat kesukaannya, berpikir dan meresapi malam pergantian tahun kali ini, dan menyadari bahwa perjalanan hidupnya sepanjang tahun ini diwarnai dengan beberapa insiden.

Mengawali tahun 2013 Sara justru harus berurusan dengan hukum. Ketika itu Sara menghabiskan malam pergantian tahun di sebuah klub di Bali bersama teman-teman kerjanya. Salah seorang teman pria berkebangsaan Australia yang mabuk berat bersikap tidak sopan terhadap dirinya, refleks Sara memukul kepala temannya tersebut dengan gelas wine yang dipegangnya. Tidak hanya itu, Sara pun meninju muka sang pria hingga babak belur. Malam pergantian tahun pun Sara lewati di kantor kepolisian. Beruntung Ayahnya memiliki beberapa kolega yang berprofesi sebagai pengacara, sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan aman dan damai tanpa perlu media tahu bahwa Sara Dewi Iskandar, putri pengusaha Andri Iskandar menghabiskan hari pertama tahun 2013 di kantor kepolisian.

1 Maret 2013, Sara menghadiri pesta ulang tahun teman semasa SMA disebuah hotel bintang lima. Pesta tersebut merupakan pesta kejutan yang disiapkan oleh tunangan temannya tersebut. Namun yang terkejut malam itu bukan hanya yang berulang tahun, tetapi juga Sara. Tanpa diduga Sara bertemu Ibunya didalam lift, sedang berpegang tangan mesra dengan seorang pria yang usianya kurang lebih sama dengan Kakak tertuanya.

17 Agustus 2013, hari kemerdekaan Indonesia, merupakan hari resmi Sara kembali menjadi perempuan merdeka, tanpa ikatan apapun dengan siapapun. Ditengah hiruk pikuk persiapan pernikahan yang rencannya akan dilaksanakan pada bulan September 2013, Sara memutuskan pertunangan dan membatalkan pernikahannya.

*
Sara Dewi Iskandar, 28 tahun, dikenal sebagai perempuan berhati lembut. Dibesarkan dilingkungan keluarga berada tidak membuat dirinya tinggi hati. Sara kecil selalu diajarkan bagaimana mengasihi sesama umat manusia, berempati dan bertoleransi.

Namun seiring berjalannya waktu, Sara menyadari bahwa tidak semua hal dalam hidup memerlukan hati dan toleransi. Ketika berhadapan dengan kenyataan dan realita hidup, hati nurani terkadang harus dikesampingkan.

*

William Sloane, 28 tahun, adalah teman sejak tahun pertama Sara berkuliah di Australia. Persahabatan keduanya cukup erat, hingga sepakat untuk membangun sebuah usaha bersama. Sayang hubungan pertemanan yang telah berjalan cukup lama tersebut rusak karena ulah William pada pesta menjelang tahun baru 2013. Tanpa hati dan toleransi Sara tidak hanya memutuskan hubungan pertemanan tetapi juga hubungan pekerjaan. Sara mencabut sponsorship terhadap William dan mendepaknya sebagai rekan bisnis. William pun kembali kenegaranya dengan sebuah catatan hitam.

"Saya bukan malaikat" tulis Sara di akun twitter-nya.

*

Tina Dewi Andriani, 58 tahun. Usianya memang tidak muda, tetapi penampilannya tetap terjaga, dengan rajin berolahraga, mengatur pola makan dan melakukan perawatan tubuh. Sara amat menghormati dan menyayangi Ibunya. Bahkan Sara mencontoh pola hidup sehat Ibunya. Sayang semua rasa hormat, rasa sayang dan kekaguman akan sosok Ibunya luruh seketika saat pertemuan tak terduga antara Sara, Ibunya dan pria muda disebuah hotel bintang lima. Sara pun memilih meninggalkan rumah dan menyewa sebuah apartemen. Alasan yang dikemukakan Sara pada Ayah dan dua Kakak laki-lakinya adalah agar lebih dekat dengan tempatnya bekerja.

"Saya bukan artis yang dapat bersandiwara memainkan peran dengan baik" tulis Sara pada akun twitter-nya.

*
Keneth Djayakusuma, 28 tahun, teman Sara sejak SMA. Hubungan keduanya sudah berjalan 3 tahun, sejak keduanya menjalani pendidikan S2 di Australia. Sara merasa hubungan diantara mereka sudah cukup kuat dan matang sehingga tidak ada alasan menolak pinangan Keneth. Namun diantara kesibukan pekerjaan dan persiapan pernikahan, Sara mendapati Keneth memiliki hubungan dengan Karima Tan, model asal Singapura yang dikenalnya saat Keneth dan Sara menghadiri pesta ulang tahun temannya disebuah hotel bintang lima pada bulan Maret 2013. Sara memilih memutuskan pertunangan dan membatalkan pernikahan yang pelaksanaannya hanya tinggal satu bulan lagi.

"Logika mengalahkan segalanya, bahkan cinta" tulis Sara pada akun twitter-nya.

*
Lamunan Sara tentang perjalanan hidupnya ditahun 2013 terpecah oleh suara dering telepon genggamnya. Sara melirik telepon genggamnya dan melihat bahwa yang memecah lamunannya adalah panggilan telepon dari Andrew Djayakusuma. Andrew adalah Adik dari mantan kekasihnya, usianya terpaut 7 menit saja. Sejak berakhirnya hubungan Sara dan Keneth, justru komunikasi antara Sara dan Andrew semakin baik. Andrew menelepon untuk mengajak Sara menemaninya menghabiskan malam pergantian tahun, karena Lena tunangan Andrew sedang di Singapura bersama keluarganya. Tanpa berpikir panjang Sara mengiyakan ajakan Andrew. Sara tidak berpikir tentang Keneth, juga tidak berpikir tentang Lena tunangan Andrew. Keneth membuatnya patah hati dan Lena adalah sang birthday girl yang mengenalkan Keneth pada Karima dimalam ulang tahunnya di bulan Maret 2013.

"Don't think, just fun & enjoy... Happy New Year all" caption yang Sara berikan pada fotonya bersama Andrew yang di upload pada akun Instagram-nya.

*

Cerita diatas adalah fiksi. Nama, karakter tokoh, tempat dan peristiwa hanyalah imajinasi penulis. Jika ada kesamaan tempat, peristiwa. nama dan karakter tokoh bukanlah sebuah kesengajaan.