Translate

Kamis, 16 Agustus 2018

Di Balik Gempita Kemerdekaan



17 Agustus adalah hari kemerdekaan Indonesia. Banyak kegiatan dilaksanakan untuk merayakannya. Berbagai aktivitas dilakukan oleh masyarakat pedesaan hingga instansi-instasi pemerintahan.

Jika diperhatikan, dari tahun ke tahun kegiatan yang dilakukan kurang lebih sama: upacara, doa bersama, pawai, juga digelar berbagai macam lomba yang diikuti mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Tampaknya aktivitas ini terlihat biasa saja karena merupakan kegiatan rutin tahunan. Seluruh masyarakat mempersiapkan setiap acara dengan baik. Tujuannya selain merayakan kemerdekaan negara, juga sebagai hiburan.

Namun beberapa kegiatan sepertinya kurang baik untuk menjadi bagian dari perayaan kemerdekaan. Diantaranya yaitu lomba menangkap ikan yang biasanya dilakukan anak-anak dan pertandingan sepak bola memakai daster yang pesertanya adalah laki-laki.

*

Lomba menangkap ikan banyak disukai anak-anak, selain bermain air juga karena ikan yang didapat boleh dibawa pulang. Berbalut melatih konsentrasi dan ketangkasan, sebetulnya lomba menangkap ikan memberikan contoh kurang baik, yaitu tidak berkasih sayang kepada sesama makhluk ciptaan Allah, karena ikan-ikan hanya dijadikan permainan saja. Padahal kita diperintahkan untuk berkasih sayang dengan semua makhluk ciptaan-Nya yang ada di muka bumi. Bukan hanya kepada sesama manusia saja, tetapi juga kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

Para pengasih dan penyayang dikasihi dan disayang oleh Ar Rahmaan, rahmatilah yang ada di bumi, niscaya kalian akan dirahmati oleh Dzat yang ada di langit
(HR Abu Dawud No. 4941 dan At Thirmidzi No. 1924)
 
Ah, kan hanya permainan!
Justru di situ persoalannya. Coba perhatikan, setiap ikan yang dibawa pulang tidak pernah bertahan lama. Meski telah dipelihara dengan baik, hanya berselang beberapa hari ikan akan mati, jarang sekali ikan-ikan yang didapat dari lomba hidup cukup lama. Hal ini mungkin karena stres akibat habitatnya terganggu. Bahkan ada yang mengalami luka pada sirip atau bagian tubuh lain karena tersangkut pada jaring kecil yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan.
*

Tentang sepak bola, entah dari mana asal muasalnya pertandingan dilakukan dengan menggunakan kostum daster. Mungkin agar pertandingan tampak berbeda. Sayangnya hal ini jelas menyelisih larangan tentang cara berpakaian.

Allah melaknat laki-laki yang meyerupai wanita, begitu pula wanita yang menyerupai laki-laki
(HR. Ahmad No. 3151, 5:243)

Kelihatannya seru melihat para pria berlari mengejar bola sambil menggunakan daster, tapi justur keseruan itu tidak disukai Allah. Padahal sepak bola tanpa kostum daster pun sudah seru dan asyik untuk dipermainkan bersama-sama.

*

Sebetulnya masih ada beberapa kegiatan lain yang kurang baik untuk dilakukan sebagai perayaan kemerdekaan. Selain karena tidak berhubungan dengan apa arti perjuangan untuk kemerdekaan, juga karena kegiatan-kegiatan ini bertentangan dengan perintah-Nya. Pembahasan tidak dibuat panjang karena penulis sudah mengantuk :D

Pesan untuk para panitia perayaaan hari kemerdekaan, ada banyak cara untuk merayakan dan memaknai kemerdekaan, tanpa melanggar aturan-Nya, karena meski kegiatan terlihat seperti permainan biasa, namun hal tersebut tetap akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya.

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya
(QS Al Muddatstsir 38) 

Barakallaahufiikum.
 
 ***

16.08.2018
Agita Maulani