Translate

Senin, 21 September 2015

Jatuh (karena) Cinta

Cinta...
Jatuh cinta...

Mencintai menyenangkan
Dicintai membahagiakan

Tapi sadarkah cinta itu ujian?
Kebahagiaan itu cobaan?

Cinta...
Jatuh cinta...

Siapkah engkau jatuh karena cinta?

11.07.2015
~Agita Maulani~

*


Ketika pertama membaca judul yang tertulis disampul depan rasanya langsung nyesek, membayangkan kehilangan seseorang yang kita cintai.

Ketika asa dan harapan begitu indah, ketika hati merasa bahwa dialah orangnya, dia adalah yang terbaik, namun ternyata Allah berkehendak lain, pasti sakit rasa dihati. Tapi sesakit apa pun, kita harus menerima ketetapan-Nya.

Sayangnya ketika hal ini terjadi, banyak yang lebih meratapi rasa kehilangan dibandingkan melihat sisi baik dari kehilangan.

Sedih karena kehilangan seseorang yang dicintai adalah hal yang wajar, namun jika terus diratapi, sedih berkepanjangan, ini sungguh tidak baik, karena dapat menutup hati kita. Padahal kita bisa mendapat cinta yang lebih baik jika kita mau bangkit, membuka diri kembali dan melangkah meninggalkan masa lalu.

Saya membaca buku ini bukan karena sedang patah hati, justru karena menyadari bahwa tidak setiap cerita cinta berakhir indah dan bahagia.

Sama seperti bisnis dan investasi, jatuh cinta juga memiliki resiko yaitu jatuh karena cinta, dan yang namanya jatuh rasanya pasti sakit.

Sakit harus diobati agar sehat kembali. Buku ini adalah obat bagi para jiwa yang sedang sakit karena cinta. Membuka hati dan pikiran akan makna kehilangan, bahwa Allah maha tahu yang terbaik bagi kita, selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian.


"...Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu , padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui"
(QS Al Baqarah 216)

Buku ini mengajarkan bagaimana menghadapi & mengikhlaskan kehilangan, melepaskan apa yang ada digenggaman.

Buku ini tidak hanya baik dibaca bagi pemilik hati yang sedang sakit, tetapi juga baik untuk para jiwa yang sedang dihinggapi bunga asmara, untuk mengingatkan bahwa dunia ini fana, tidak ada yang abadi, termasuk cinta dan kebahagiaan, karena sesungguhnya kebahagian adalah ujian yang melenakan.

*

"Apa yang ada disisimu akan lenyap, dan apa yang ada disisi Allah akan kekal. Dan kami akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan"
(QS An Nahl 96)