Translate

Rabu, 24 April 2019

Lepaskan


Layar kaca tempat bersandiwara, namun tidak di dunia nyata
Pada mereka kau bisa sembunyikan gundah, tapi tidak denganku

Meski kau diam, aku merasakan ada gelisah yang mengganggu pikiranmu
Semua terpancar jelas dari matamu

Kau berkata, “Lepaskan"
Benarkah kau telah melepaskan, membuka yang tersembunyi di balik wajah itu?

Ataukah masih ada ragu?
Khawatir tentang pikiran mereka padamu, hingga kau tutupi resah dengan senyuman

Jangan berlama-lama menyimpan semua sendirian
Jangan biarkan sempit terus menghimpit

Bersandarlah, bisikan gundah gelisah
Tuturkan semua kisah

Lepaskan beban dipundak
Lapangkan hati dan pikiran

Tidak perlu takut terlihat lemah
Biarkan dada menghirup kelegaan

Jika masih bimbang, bersujudlah

Lepaskan semua pada Dia tempat mengadu segala rasa



25.08.2017 - 20.32
Agita Maulani


***

Jumat, 19 April 2019

Selalu Tenang


Suka dan duka datang silih berganti
Bukan untuk sekedar dinikmati atau diratapi, tetapi untuk diresapi maknanya


Tidak ada yang salah, semua sesuai takaran-Nya
Allah memberi sesuai kemampuan

Saat suka menyapa tak lantas pongah dan tenggelam dalam keriuhan sesaat
Kala duka tak jua berputus asa

Bersyukurlah atas nikmat dan bahagia yang kau rasa
Bagilah suka citamu pada orang-orang terkasih
Biarkan mereka ikut menikmati

Bersujudlah saat duka melanda
Simpan sedihmu di tempat paling tersembunyi
Bagi dukamu hanya dengan-Nya

Serahkan segala urusan ditangan-Nya
Apapun yang dihadapi, jiwa akan selalu tenang, karena hati telah kau gantungkan pada satu-satunya yang Maha Adil



06.08.18 - 22:10
Agita Maulani


***


Rabu, 17 April 2019

Menetapkan Pilihan


Selama kurang lebih 8 bulan, cerita politik tersaji dalam rangka pemilihan kepala negara dan anggota legislatif.
Partai-partai politik, calon-calon anggota legislatif, para calon presiden dan calon wakil presiden bersaing untuk menarik hati masyarakat.

Para simpatisan pun tidak mau kalah, mereka saling beradu untuk pilihannya.
Ada yang beradu intelektualitas, ada juga yang saling menebar caci.

Beberapa menjadi perkara di meja hijau.
Bisa dibilang ini adalah kondisi politik terpanas yang pernah ada di Indonesia.

Kampanye seharusnya menjadi ajang untuk menunjukan kualitas diri, bukan  saling menjatuhkan.
Pemilu bukan arena untuk mencari pemenang, tetapi sebuah media untuk menentukan siapa yang akan memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.

Kemenangan bukan milik peraih suara terbanyak.
Kekalahan bukan pula karena sedikit jumlah suara yang didapat.

Menang dan kalah mutlak milik seluruh rakyat Indonesia.
Ada resiko yang tak main-main untuk jalan cerita selama 5 tahun yang akan datang.

Nikmat kemenangan akan terasa jika yang terpilih dapat menjalankan tugas dengan baik.
Namun jika si pemegang amanat lalai,  maka akibatnya akan dirasakan juga oleh seluruh warga negara Indonesia.

Hari ini waktunya untuk menetapkan pilihan.
Berikan suara pada mereka yang dianggap mampu menjaga amanat, mampu menjalankan tugas agar Indonesia menjadi lebih baik -menjadi Indonesia yang adil dan makmur.

Selamat mencoblos.

17.04.2019 - 00:41
Agita Maulani


***