Translate

Senin, 06 Juli 2020

Hanya Dia


Akan tiba saatnya saling berjauhan.
Biasanya saling berbagi cerita, kini jarang berkabar.
Sering menghabiskan waktu bersama, sekarang melakukan aktivitas sendirian.
Perlahan semua berubah.
Bergulat dengan dunianya masing-masing.
Ada yang sibuk berkarir.
Ada yang fokus dengan keluarga.
Ada yang melanjutkan pendidikan.
Ada yang sedang merintis usaha.
Akhirnya kehidupan dijalani sendiri, tanpa kawan tawa dan cerita.
Hanya Dia yang selalu ada, meski diri sering lalai.
Mendengarkan semua keluhan.
Mengabulkan setiap permintaan.
Hanya Dia tempat mencurahkan rasa dan harapan.


27.11.2019 - 14:36
Agita Maulani


***


Senin, 15 Juni 2020

Hari Istimewa


Detik berdetak, hari berganti.
Waktu terus bergerak maju.
Umur manusia berubah setiap saat.
Hingga tibalah di hari istimewa, hari kelahiran.
Istimewa bukan karena ucapan selamat yang diterima.
Bukan pula karena hadiah yang terbungkus rapi.
Istimewa karena menjadi tanda bahwa karunia-Nya masih menyertai.
Masih diberi nafas, diberi kesempatan untuk melakukan kebaikan-kebaikan.
Istimewa karena doa tulus terucap, mengiringi perjalanan untuk hari-hari berikutnya.
Harapan dipanjatkan pada Sang Maha Kuasa, agar umur yang dijalani tidak sia-sia, menjadi berkah dunia dan akhirat.

بَارَكَ اللهُ فِيكَ

15.06.2020 - 20:22
Agita Maulani




Rabu, 15 April 2020

Belajar Lagi, Yuk!


Dulu hanya sedikit pengusaha yang masuk ke dunia politik. Meski berkawan dengan politikus, kebanyakan dari mereka enggan jika terjun langsung untuk berpolitik.

Urusan politik, kala itu pengusaha-pengusaha hanya berperan di belakang layar. Fokus mereka lebih kepada mengembangkan bisnisnya. Tidak hanya di Asia, tapi hingga ke Eropa, Amerika dan Rusia.

Dunia politik memang bukan tempat yang tepat untuk pengusaha, apa lagi jika menjadi pejabat negara. Walau dalam dunia bisnis terdapat unsur politik tetapi tentu berbeda dengan politik kenegaraan. 

Politik dalam berbisnis tentang kepentingan pribadi, bicara untung rugi juga penguasaan pasar. Sedangkan politik bernegara justru harus mengesampingkan kepentingan sendiri, tidak bicara untung rugi, karena politik bernegara tentang kemasyarakatan dan keadilan sosial. Repot jika otak pengusaha dijalankan pada urusan negara.

... tapi itu dulu.
Dulu sekali ....

Sekarang, banyak pengusaha yang bergelut di dunia politik dan menjadi pemangku jabatan. Berkontribusi tidak hanya untuk negeri tetapi juga untuk kepentingan diri; tentu saja bisnisnya. Ibarat pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlewati.

Hal ini tentu tidak baik. Konflik antara kepentingan pribadi dan umum bercampur aduk. Rentan terjadi penyalahgunaan wewenang.

Seperti yang sedang ramai di lini masa, ada yang melakukan tindakan dengan menggunakan jabatan dan melibatkan lini usahanya. Lupa bahwa ada etika dalam bernegara, berpolitik, dan berbisnis, yang tidak bisa dicampur aduk, tidak bisa diterobos begitu saja.

Sebetulnya sudah menjadi rahasia umum bahwa ada pejabat-pejabat yang memanfaatkan posisinya untuk kepentingan usaha pribadi. Sayangnya yang sedang ramai dibicarakan ini pemain baru. Langkahnya kurang cantik, sehingga ulahnya dengan mudah diketahui.

Digadang sebagai milenial berprestasi seharusnya menjadi contoh bagi kaum muda, bukan malah menambah coreng wajah pemerintahan.

Sepantasnya si pejabat-pejabat muda ini undur diri, kembali menimba ilmu, masih banyak yang harus dipelajarinya, terutama tentang keseimbangan peran. Hal ini penting jika ingin menjadi pebisnis sekaligus pejabat, agar luwes dalam bertindak, tepat mengambil keputusan, dan bermoral ketika bersikap, karena ceroboh sedikit, urusan bisa merembet kemana-mana. Tentunya tidak ada yang ingin masa muda cemerlang ternoda catatan hitam dari meja hijau.


15.04.2020 - 13:50
Agita Maulani


***



Kamis, 09 Januari 2020

Harapan


Dulu, hari ini selalu ditunggu
Banyak doa, ucapan selamat, dan hadiah
Rasanya istimewa

Kali ini berbeda
Kegembiraan berkurang
Kesedihan melanda

Bukan tentang usia yang bertambah
Namun perihal waktu yang telah lalu
Sudahkan dijalani dengan penuh arti?

Menepi, menyepi
Tundukan hati
Jauh dari keriuhan

Mengingat-ingat cerita kemarin
Banyak kekurangan yang harus dikoreksi
Diperbaiki dengan belajar melakukan hal yang benar

Masa datang, tak tahu apa yang terjadi kelak
Manusia berandai-andai, membuat rencana
Tentang esok, sesungguhnya Dialah yang mengetahui

Timbul pertanyaan
Terselip kegelisahan
Namun masih berharap

Cita dan cinta
Dunia dan akhirat
Ada kebaikan-kebaikan yang ingin dicapai

Bismillah, Allah meridhoi
Diri mampu menjalani
Asa tak lagi sekedar mimpi


09.01.2020 - 07:00
Agita Maulani


***