Santet bukan hal baru atau aneh bagi masyarakat Indonesia, sejak jaman dulu hingga jaman teknologi canggih sepeti sekarang, praktek santet masih dilakukan di Indonesia. Motif santet macam-macam, mulai dari karena jatuh cinta tapi ditolak melulu sampai untuk kelancaran karir, dengan menyantet orang dengan posisi lebih tinggi sehingga posisi tersebut bisa kita duduki. Naudzubillah Mindzalik.
Saya menulis ini karena saat ini santet sedang menjadi topik hangat, baik itu berita politik maupun berita infotainment.
Kasus Adi Bing Slamet vs Eyang Subur menjadi berita utama infotainment. Masing-masing kubu mengeluarakan pernyataan disertai keterangan tambahan dari para pendukungnya. Siapa yang salah siapa yang benar hanya Tuhan yang maha tahu.
Yang lucu bin menggelikan adalah justru datang dari dunia pemerintahan kita. Kabarnya Komisi III DPR akan melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara di Eropa untuk melakukan studi banding terkait pasal tentang santet dalam penyusunan RUU KUHP.
Banyak yang mencemooh dan bersikap skeptis mengenai hal tersebut. Ya iya lah, karena yang kita tahu didunia barat hal seperti ini tidak populer dan tidak lazim dilakukan.
Ministry of Magic Logo - Harry Potter |
Dunia barat bukannya tidak mengenal ilmu santet, klenik dan sebagainya. Mereka juga mengenal hal-hal seperti ini, misalnya voodoo dan pemanggilan arwah. Tetapi seperti saya bilang sebelumnya, bahwa hal-hal terkait ilmu gaib seperti ini sudah tidak terlalu populer dilakukan.
Karena jika memang santet dan klenik dilakukan, bisa dipastikan setelah pertandingan tidak akan ada acara tukar kostum antar pemain La Liga atau British Premier League. Bisa-bisa keringat yang menempel basah dikostum, ditambah rambut dan ketombe yang rontok, diserahkan kedukun untuk disantet.
Hmmm... Sepertinya tulisan saya ini malah memberikan ide bagi para pemain bola sebagai salah satu cara untuk melumpuhkan lawan main. Ngga boleh yaa teman-teman, fair play.. yaa.. fair play.. ok?!