Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda :
Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim).
*
Manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi satu sama lain dan saling membutuhkan. Di balik cerita hidup kita selalu ada peran orang lain. Tak ada manusia yang betul-betul dapat menjalani kehidupannya sendirian.
Pembantu, pengasuh, dan supir adalah beberapa contoh orang yang ada pada kehidupan kita sehari-hari. Peran mereka sangat penting, lihat saja status para ibu di media sosial jika sang pembantu pamit mudik. Kekhawatiran si mbak tidak kembali bekerja begitu besar.
Kisah tentang para asisten rumah tangga (ART) seperti tak ada habisnya, cerita tentang mereka lalu lalang menjadi bahan perbincangan hangat para ibu. Mulai dari pembantu idaman yang kerjanya rapi sampai yang menguji hati karena tidak becus bekerja, tetapi bagaimana pun mereka, kita tetap mencarinya, kita membutuhkannya.
Demi mempertahankan ART yang sudah memiliki etos kerja baik, majikan rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membayar gaji mereka, agar tak pindah kerja kerumah lain. Selain gaji, para ART juga mendapat hal-hal lain yang menjadi haknya seperti THR dan libur hari besar keagamaan. Untuk menunjang komunikasi, ada juga yang diberi telepon genggam sendiri dan uang pulsa.
Dengan memenuhi hak-haknya tersebut, bukan berarti kita telah memenuhi kewajiban sebagai pemberi kerja. Ada hak yang kita sering lupa untuk memberikannya. Hak ini adalah hak yang dimiliki oleh semua manusia, yaitu hak untuk menuntut ilmu, hak untuk mengembangkan diri.
Mungkin sebagian orang berpikir untuk apa ART menuntut ilmu, kan sudah memilih bekerja daripada melanjutkan sekolah?
Seperti kita ketahui bahwa latar belakang pendidikan para pekerja rumah tangga tidaklah tinggi. Penyebabnya adalah masalah ekonomi. Mereka tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah sehingga memilih untuk bekerja. Banyak dari mereka yang telah bekerja sejak usia belia.
Sebagai pemberi kerja, selain memberikan upah, kita harus bisa memberikan manfaat lain pada ART. Salah satunya yaitu memberikan jalan untuk menambah pengetahuan atau keahliannya. Jika mempunyai ilmu yang dapat dibagi, tidak ada salahnya ilmu tersebut dibagi pada ART. Misal jika bisa membuat kue, maka kita bisa mengajarkannya, berbagi resep dan trik bagamana membuat kue. Jangan pelit berbagi ilmu, karena salah satu amal jariyah yang akan dibawa sampai mati adalah memberikan ilmu yang bermanfaat. Jika suatu saat ART bisa membuat kue dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian, jangan sakit hati. Allah mencatatkan kebaikan yang kita beri padanya, indah bukan?
Selain ilmu duniawi penting juga untuk berbagi ilmu akhirat. Setiap orang akan menemui akhir masa hidupnya. Nyaman di alam kubur kemudian masuk surga adalah impian setiap orang, maka menuntut ilmu agama adalah wajib agar kita selalu berada dijalan-Nya.
Dulu agama dipejalari hanya di institusi formal seperti sekolah dan kampus. Selesai sekolah maka selesai pula pembelajaran tentang agama. Berkutat dengan kesibukan duniawi membuat manusia sering lalai untuk akhiratnya. Padahal masa depan bukanlah masa tua atau masa pensiun, kehidupan abadi diakhiratlah masa depan yang sesungguhnya, maka seharusnya persiapan akan akhirat terus dilakukan.
Islam bukan hanya shalat dan puasa, tetapi masih ada hal-hal lainnya. Masih banyak tentang ajaran-ajaran islam yang harus dipelajari. Saat ini mempelajari ilmu agama tidaklah sulit. Banyak kajian yang diselenggarakan oleh masjid-masjid. Animo masyarakat pun cukup tinggi, terlihat dari jumlah jamaah yang mengikuti kajian semakin bertambah. Ditambah peran media sosial, sehingga kesadaran manusia akan agama semakin membaik.
Dari kajian-kajian yang ada sepertinya sedikit sekali ART yang menghadirinya, bahkan mungkin tidak ada. Jika pun ada biasanya ikut bersama majikan untuk membantu menjaga anak, bukan untuk mengikuti kajian dalam rangka memperdalam agama. Sehari-hari ART lebih banyak di rumah menyelesaikan tugas-tugasnya. Padahal ART juga wajib mempelajari agama. Fitrah manusia untuk selalu mendekatkan diri pada sang pencipta. Tak ada salahnya sesekali melepas ART dari pekerjaannya untuk menghadiri kajian agama.
Kisah tentang para asisten rumah tangga (ART) seperti tak ada habisnya, cerita tentang mereka lalu lalang menjadi bahan perbincangan hangat para ibu. Mulai dari pembantu idaman yang kerjanya rapi sampai yang menguji hati karena tidak becus bekerja, tetapi bagaimana pun mereka, kita tetap mencarinya, kita membutuhkannya.
Demi mempertahankan ART yang sudah memiliki etos kerja baik, majikan rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membayar gaji mereka, agar tak pindah kerja kerumah lain. Selain gaji, para ART juga mendapat hal-hal lain yang menjadi haknya seperti THR dan libur hari besar keagamaan. Untuk menunjang komunikasi, ada juga yang diberi telepon genggam sendiri dan uang pulsa.
Dengan memenuhi hak-haknya tersebut, bukan berarti kita telah memenuhi kewajiban sebagai pemberi kerja. Ada hak yang kita sering lupa untuk memberikannya. Hak ini adalah hak yang dimiliki oleh semua manusia, yaitu hak untuk menuntut ilmu, hak untuk mengembangkan diri.
Mungkin sebagian orang berpikir untuk apa ART menuntut ilmu, kan sudah memilih bekerja daripada melanjutkan sekolah?
Seperti kita ketahui bahwa latar belakang pendidikan para pekerja rumah tangga tidaklah tinggi. Penyebabnya adalah masalah ekonomi. Mereka tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah sehingga memilih untuk bekerja. Banyak dari mereka yang telah bekerja sejak usia belia.
Sebagai pemberi kerja, selain memberikan upah, kita harus bisa memberikan manfaat lain pada ART. Salah satunya yaitu memberikan jalan untuk menambah pengetahuan atau keahliannya. Jika mempunyai ilmu yang dapat dibagi, tidak ada salahnya ilmu tersebut dibagi pada ART. Misal jika bisa membuat kue, maka kita bisa mengajarkannya, berbagi resep dan trik bagamana membuat kue. Jangan pelit berbagi ilmu, karena salah satu amal jariyah yang akan dibawa sampai mati adalah memberikan ilmu yang bermanfaat. Jika suatu saat ART bisa membuat kue dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian, jangan sakit hati. Allah mencatatkan kebaikan yang kita beri padanya, indah bukan?
Selain ilmu duniawi penting juga untuk berbagi ilmu akhirat. Setiap orang akan menemui akhir masa hidupnya. Nyaman di alam kubur kemudian masuk surga adalah impian setiap orang, maka menuntut ilmu agama adalah wajib agar kita selalu berada dijalan-Nya.
Dulu agama dipejalari hanya di institusi formal seperti sekolah dan kampus. Selesai sekolah maka selesai pula pembelajaran tentang agama. Berkutat dengan kesibukan duniawi membuat manusia sering lalai untuk akhiratnya. Padahal masa depan bukanlah masa tua atau masa pensiun, kehidupan abadi diakhiratlah masa depan yang sesungguhnya, maka seharusnya persiapan akan akhirat terus dilakukan.
Islam bukan hanya shalat dan puasa, tetapi masih ada hal-hal lainnya. Masih banyak tentang ajaran-ajaran islam yang harus dipelajari. Saat ini mempelajari ilmu agama tidaklah sulit. Banyak kajian yang diselenggarakan oleh masjid-masjid. Animo masyarakat pun cukup tinggi, terlihat dari jumlah jamaah yang mengikuti kajian semakin bertambah. Ditambah peran media sosial, sehingga kesadaran manusia akan agama semakin membaik.
Dari kajian-kajian yang ada sepertinya sedikit sekali ART yang menghadirinya, bahkan mungkin tidak ada. Jika pun ada biasanya ikut bersama majikan untuk membantu menjaga anak, bukan untuk mengikuti kajian dalam rangka memperdalam agama. Sehari-hari ART lebih banyak di rumah menyelesaikan tugas-tugasnya. Padahal ART juga wajib mempelajari agama. Fitrah manusia untuk selalu mendekatkan diri pada sang pencipta. Tak ada salahnya sesekali melepas ART dari pekerjaannya untuk menghadiri kajian agama.
Kok ribet sih? Kan cuma pembantu, kan cuma supir ....
Ini bukan tentang siapa mereka, apa pekerjaannya. Ini tentang hak setiap orang, juga kewajiban yang akan kita pertanggungjawabkan dihadapan-Nya.
Sebagai pemberi kerja, kita adalah pemimpin bagi para pekerja. Pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Bukan hanya pertanggungjawaban terhadap keluarga saja, tetapi juga orang lain, salah satunya adalah ART. Apakah kita sudah memberikan haknya dengan baik dan benar, termasuk hak menjalankan ibadah? Jangan sampai di hari penghisaban kita dianggap lalai membimbing pekerja.
Sibuknya pekerjaan rumah tangga membuat ART sedikit waktu beribadah atau menjalankan ibadahnya tidak maksimal karena kelelahan. Walaupun ibadah adalah tanggung jawab masing-masing orang, namun sebagai majikan kita wajib mengingatkannya. Tak ada salahnya sesekali mengajak ART shalat berjamaah atau mengaji bersama, karena manusia adalah makhluk sosial yang saling berperan satu sama lain, maka kita pun memiliki peran dari setiap yang dilakukan oleh ART. Tinggal kita memilih, andil apa yang kita beri, yang baikkah atau yang tidak baik?
***
Bagi yang berdomisili di Bogor, terutama sekitar perumahan Taman Yasmin, Cimanggu, Jl. K.H Sholeh Iskandar, Jl. Semeru, Jl. Cilendek dan sekitarnya, Masjid Darusallam Taman Yasmin mengadakan pengajian (Iqro dan Tausyiah) khusus khadimat (ART) 2 minggu sekali, hari sabtu, pukul 10.00 - 11.30. Info lebih lanjut silahkan tinggalkan pesan di kolom komentar atau SMS/WA 08128925587.