Tahun ajaran baru masih beberapa bulan lagi, tetapi orang tua yang anaknya akan mulai bersekolah sudah mencari, bahkan sudah mendaftarkan anaknya kesekolah yang baik, bagus, tepat. Sayangnya kata 'tepat' disini lebih sering tepat menurut pemikiran orang tua. Padahal apa yang baik menurut orang tua belum tentu baik untuk anak.
Lalu bagaimana memilih sekolah yang tepat untuk anak?
Berikut adalah hasil sharing saya dan teman-teman mengenai bagaimana memilih sekolah untuk anak :
1. Kenali sikap, pola, dan karakter anak. Bagaimana gaya bermain dan belajarnya, metode apa yang disukai dan mudah dipahami oleh anak. Praktisi pendidikan membagi gaya belajar anak menjadi 3, yaitu Kinestetis, Auditori, dan Visual. Dengan mengenali karakter anak, kita dapat memilih sekolah seperti apa yang cocok dengan anak kita, apakah Sekolah Umum (Nasional, Nasional plus, Internasional), Sekolah Alam atau Home Schooling.
2. Lakukan kunjungan sekolah pada hari/jam sekolah, karena dengan melakukan kunjungan pada jam sekolah kita dapat melihat kegiatan disekolah secara langsung. Melihat bagaimana guru-guru mengajar, bagaimana interaksi antara siswa dengan guru, dan interaksi para siswa disekolah tersebut. Kujungan pada saat jam sekolah juga memungkinkan kita bertemu dengan orang tua siswa, kita bisa mendapat informasi tambahan, cerita dan pendapat mereka tentang sekolah.
3. Mencari informasi tentang sekolah bukan hanya soal biayanya saja, tetapi cari tahu bagaimana metode pengajarannya, berapa jumlah siswa per kelas, berapa jumlah guru pendamping disetiap kelas, apa saja kegiatan rutin sehari-hari disekolah, juga aktivitas-aktivitas lainnya. Carilah informasi tambahan dari rekan dan keluarga.
4. Berikan informasi umum mengenai anak kita kepada pihak sekolah, agar mereka mendapat sedikit gambaran mengenai calon siswanya. Dengarkan pendapat dan tanggapan pihak sekolah mengenai anak kita, sehingga kita tahu apakah sekolah tersebut dapat mengakomodir kebutuhan anak atau tidak
3. Mencari informasi tentang sekolah bukan hanya soal biayanya saja, tetapi cari tahu bagaimana metode pengajarannya, berapa jumlah siswa per kelas, berapa jumlah guru pendamping disetiap kelas, apa saja kegiatan rutin sehari-hari disekolah, juga aktivitas-aktivitas lainnya. Carilah informasi tambahan dari rekan dan keluarga.
4. Berikan informasi umum mengenai anak kita kepada pihak sekolah, agar mereka mendapat sedikit gambaran mengenai calon siswanya. Dengarkan pendapat dan tanggapan pihak sekolah mengenai anak kita, sehingga kita tahu apakah sekolah tersebut dapat mengakomodir kebutuhan anak atau tidak
5. Disarankan untuk mengajak anak melihat calon sekolah barunya. Hal ini baik untuk dilakukan pada anak calon siswa SMP dan SMA, dengarkan pendapat mereka dan jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Tetapi untuk anak calon siswa SD hal ini kurang efektif karena penilaian anak biasanya berdasarkan penilaian visual, misal gedung sekolah yang bagus, ruangan ber-ac, dll. Namun penilaian visual baik untuk anak calon siswa Playgroup dan TK, karena bagi anak-anak di usia ini rasa nyaman sangat penting, tidak saja nyaman dengan guru-gurunya tetapi dengan fasilitas penunjangnya, sehingga anak bersemangat untuk sekolah.
6. Buka mata hati dan pikiran. Jangan mengambil keputusan berdasarkan pendapat kolektif. Sekolah A bagus, belum tentu bagus untuk anak kita. Sekolah B juara nasional sains, belum tentu anak kita memiliki minat pada sains. Lihatlah anak anda, apakah betul sekolah yang dipilih sesuai untuknya atau hanya keinginan kita sebagai orang tua. Janganlah menjadi orang tua yang mengejar ambisi melalui anak. Anak bukan sales team yang harus memenuhi suatu target. Biarkan mereka berkembang sesuai minat, bakat dan kemampuannya.