Hari ini saya diminta oleh adik semata wayang untuk menemaninya kedokter gigi.
"Gigi gue sakit banget" keluhnya.
Dokter praktik mulai pukul 10.00 pagi. Agar mendapat nomor antrian awal, kami berangkat pukul 09.00, satu jam waktu yang pas untuk menempuh kemacetan kota Bogor.
Sepanjang perjalanan kami membahas seputar kesehatan gigi. Tentang gigi geraham yang sebaiknya dicabut atau tidak hingga pembicaraan soal lebih baik mana antara sakit gigi atau sakit hati.
Huh... lagi-lagi urusan hati.
Pembahasan ini terinspirasi dari lagu dangdut yang dinyanyikan oleh almarhum Meggie. Z berjudul Lebih Baik Sakit Gigi.
"Daripada sakit hati lebih baik sakit gigi ini" begitu penggalan lirik lagunya.
Apa iya sakit gigi lebih baik daripada sakit hati?
Bukankah yang namanya sakit, entah itu sakit gigi, sakit hati atau sakit apa pun rasanya tidak ada yang enak?
Mari sejenak kita menilai mana yang lebih baik.
Sulit menggambarkan rasanya sakit gigi. Seringan apa pun tetap membuat tidak nyaman. Bukan hanya menggangggu selera makan tetapi juga mengganggu aktifitas sehari-hari. Selain itu sakit gigi dapat membuat kantong ikut sakit karena harus melakukan pemeriksaan kedokter gigi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa biaya sakit di Indonesia tidaklah murah. Bagai jatuh tertimpa tangga, sudah sakit harus mengeluarkan rupiah pula.
Bagaimana dengan sakit hati?
Sama seperti sakit gigi, rasa sesak dan gundah karena sakit hati juga dapat mengganggu selera makan dan mengurangi semangat dalam beraktifitas. Bedanya sakit hati tidak memerlukan biaya berobat, yang diperlukan adalah move on.
Ada ratusan tips dan trik soal move on namun sayang tampaknya itu hanya teori. Prakteknya move on lebih sulit dari ujian matematika.
Sulit move on dan terus bergulat dengan sakit hati bukan berarti buruk. Mengutip kalimat dari salah satu mentor menulis saya, Brili Agung "Jadikan patah hati sebagai royalti".
Kok sakit hati dijadikan uang?
Memang bisa?
Bisa!
Saat gundah ambilah pena dan kertas, menulislah ....
Saat gelisah ayunkan kuas pada kanvas, melukislah ....
Kala sakit hati melanda tuangkan segala asa dalam karya.
Lihat bagaimana seorang Glenn Fredly menuangkan asa pada lagu-lagunya di album Selamat Pagi Dunia. Kabarnya beberapa lagu tersebut adalah curahan hati tentang akhir kisah cinta dengan sang kekasih (tidak perlu disebutkan siapa orangnya, karena ini bukan blog gosip). Albumnya meledak dipasaran, melakukan tur keliling Indonesia dan pastinya menambah pundi-pundi rupiah.
Jadi mana yang lebih baik, sakit gigi atau sakit hati?
***