Translate

Sabtu, 26 November 2016

Nasehat Untuk Hati

  


Untuk hati yang sedang bermain hati
Hati-hati jangan sampai sakit hati

Kepada hati yang sedang jatuh hati
Semoga engkau mendapat ketenangan hati, dengan tertambat pada hati yang tepat

*

29.09.15 - 21:01
~Agita Maulani~


Selasa, 22 November 2016

Janda

Jangan pernah menilai orang hanya karena apa yang nampak padanya.

Janda!
Apa yang ada dipikiran kalian ketika mendengar kata itu?

Pengganggu rumah tangga orang?
Centil?

Sebelum menilai seseorang, berkacalah terlebih dahulu, bertanya pada diri sendiri.

"Andai aku yang menjadi orangtua tunggal (janda/duda) bagaimana?"

Iya, bagaimana?

Siapkah?
Siap mengemban tugas yang seharusnya dibagi dua, kini semua dilakukan seorang diri, tidak hanya bertugas sebagai seorang ibu, tetapi juga berperan sebagai ayah.
Dimana semua masalah, baik masalah mencari nafkah dan urusan domestik rumah tangga ditangani sendiri.
Sibuknya pekerjaan, kewajiban mendidik dan mengurus anak, lalu drama asisten rumah tangga yang tidak ada akhirnya, dan masalah-masalah lainnya harus dihadapi sendiri.

Kamu sanggup?

Sebelum menilai seseorang, berpikirlah jika kamu ada diposisi orang tersebut bagaimana?

Pikirkanlah apabila yang menyandang status tersebut adalah ibu kalian, saudara perempuan kalian, atau bahkan anak kalian, apa rela mereka menjadi objek candaan, dicap negatif atau digoda?

Status, pendidikan, latar belakang, masa lalu, tidak menjamin sikap dan perilaku seseorang.

Semua tergantung individu masing-masing.

Everyone has their own battle, stop judging!

10.06.2016
~Agita Maulani~

*


Note:
Tulisan yang dibuat bulan Juni 2016 ini sempat ragu untuk di publish karena judul dan isi tulisannya yang mungkin mengundang tanya "kenapa nih kok ada tulisan ini?"
 
Tapi akhirnya sekarang di publish juga.

Sejak awal memutuskan untuk mengakhiri perjalanan rumah tangga saya beberapa tahun lalu, saya cukup sadar apa yang akan dihadapi, yaitu stigma negatif janda di masyarakat Indonesia.

Tapi karena saya orangnya cuek, jadi yaaa.. santai saja, tidak ambil pusing dengan hal tersebut.

Soal janda menjadi objek diganggu, digoda atau dirayu laki-laki, itu hal biasa. Semua wanita, tidak hanya yang berstatus janda pasti pernah mengalami yang hal yang sama.

Cukup kaget ketika candaan soal janda keluar juga dari mulut para wanita. Sadarkah wanita-wanita ini bahwa mereka pun bisa menjadi janda?

Who knows, anything can happen...

Dari mulai candaan "duh lo kaya janda aja deh..."

Sampai menjadikan janda sebagai ancaman "bae2 jangan terlalu deket 'ma dia, dia kan janda, ntar laki lo direbut loh"

Duileeeeeeeeh...
Segitunyaaaaa...

Tujuan tulisan ini pada akhirnya di publish, semoga membuat kita bisa lebih berpikir dan bersikap, bahwa kondisi seseorang bukan untuk dijadikan candaan, tetapi untuk menjadi cerminan diri, untuk dijadikan pelajaran hidup.

Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan dengan tulisan ini.

Thanks,
Agita


Jumat, 18 November 2016

Masa Depan



Keberadaan manusia memang untuk menjadi khalifah terbaik didunia, tetapi bukan berarti terus sibuk dengan urusan dunia.

Harta yang hanya dikumpulkan dan disimpan, akan dihisab, namun harta yang digunakan dijalan-Nya akan membawa kebaikan hingga diakhirat.

Jabatan yang disalahgunakan kelak akan dimintai pertanggungjawaban, namun menjaga amanah dari jabatan yang dipercayakan, akan menjadi bekal amal shaleh untuk diakhirat.


Photo by : Instagram @celotehmuslim


Jadikanlah harta dan jabatan sebagai pengantar jalan kesurga.

Jadikanlah dunia sebagai tempat menghimpun perbekalan untuk diakhirat kelak.

Mencapai puncak karir tertinggi bukanlah tujuan akhir manusia.
Masa pensiun bukanlah masa depan yang sesungguhnya.

Akhiratlah masa depan yang sesungguhnya, maka persiapkan dengan sebaik-baiknya.

15.09.2016 - 22:53
~Agita Maulani~




*repost & edited from Path Agita Maulani

 

Rabu, 02 November 2016

Renungan Pagi


Photo by: Instagram @celotehmuslim
Mendengarkan apa kata motivator, mengutip apa kata motivator, wow keren...

Namun ketika berbicara ayat-ayat Allah dianggap fanatik.

Padahal Allah yang menciptakan kita, Allah yang memberi rizeki pada kita, dan atas ijin Allah hingga detik ini kita masih bisa bernafas.

Tapi kenapa kita sering mengabaikan-Nya?
Kenapa kita sering berpaling dari-Nya?

Padahal Allah satu-satunya maha pemberi kebenaran.

#TanyaKenapa
#RenunganPagi
#SelfReminder

02.11.2016 - 07:06
~Agita Maulani~