Translate

Sabtu, 19 Agustus 2017

Karena Cinta


Bersama dalam suka rasanya menyenangkan
Saling menguatkan kala duka sungguh menenangkan
 
Kehidupan tak selalu berisi tawa bahagia
Sesekali ada duka yang berurai air mata

Bersamalah dengan dia yang tak hanya menemani bahagiamu, namun menyertai pada saat sedihmu

Dialah yang patut engkau jaga
Dia ada karena satu alasan, cinta!


***
 
 

Kamis, 17 Agustus 2017

Suara Hati Seorang Wanita Muslim


Ramai perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Negara tempat aku lahir dan tumbuh. Negeri tempat aku tinggal dan melakukan segala aktivitas.

Sayangnya perayaan hanyalah seremonial belaka. Nyatanya Indonesia belum merdeka, inilah yang aku rasakan sebagai seorang wanita muslim.

Jika Indonesia sudah merdeka, tentu aku bebas mengenakan pakaian favorit, stelan gamis dan khimar warna hitam-hitam tanpa ada mata yang memandang aneh dengan apa yang aku kenakan.

Aku tak akan mendapati tatapan yang menilik penampilan dari atas hingga kebawah, lalu keatas dan kebawah lagi.

Dengan pakaianku, aku bebas melakukan aktifitas apapun termasuk menuntut ilmu. Mendatangi kajian agama tanpa rasa khawatir akan dibubarkan oleh oknum yang menyuarakan toleransi tetapi tindak tanduknya jauh dari sikap toleransi.

Jika Indonesia sudah merdeka, aku tak akan mendapat perlakuan diskriminatif dari para pelayan toko retail ternama, seakan aku adalah makhluk aneh dari belahan semesta tak dikenal.

Tidak pula mendapat perlakuan istimewa dari para penjaga keamanan mall dan gedung perkantoran yang melakukan pemeriksaan pada barang bawaanku, sedang pengunjung lain dibiarkan masuk begitu saja.


Indonesia merdeka?
Tidak!
Belum!

Indonesia terjajah oleh masyarakatnya sendiri yang mengagungkan perbedaan, Bhineka Tunggal Ika katanya. 
 
Sayang, lagi-lagi itu hanya retorika belaka.
 
Nyatanya seorang wanita mengenakan pakaian warna hitam-hitam saja  tampak menakutkan bagi kalian, namun grup band beraliran rock yang juga mengenakan pakaian hitam-hitam begitu kalian agungkan.

Nuraniku terus bertanya kapankah Indonesia merdeka?
Sungguh-sungguh merdeka, tak ada sikap diskriminatif dan tatapan curiga pada aku si wanita muslim.


***


Rabu, 16 Agustus 2017

Bagai Waktu


Aku tak selalu ada dihari-harimu, namun bukan berarti aku tak mendampingi

Aku menemani dengan caraku, m
enyertai dengan doa di setiap langkahmu
 
Bagai waktu, aku mengikuti kemana dirimu pergi

Jagalah setiamu agar aku selalu disisimu, karena aku bagai waktu yang jika pergi tak akan pernah kembali

***


Rabu, 09 Agustus 2017

Renungan Untuk Wanita



Wanita jaman sekarang itu sibuk.
Sibuk arisan sana arisan sini.
Reuni sana reuni sini.
Rapat ini rapat itu.

Lalu...
Rumah diurus si mbak.
Yang masak si mbak.

Anak dan suami nyaman di rumah yang rapi berkat tangan si mbak.
Anak dan suami gizinya terpenuhi berkat si mbak yang uprek* di dapur.
Masya Allah banyak pahala mengalir untuk si mbak.

Lalu apa peran istri di rumah?

Apa hanya seorang komentator pekerjaan-pekerjaan si mbak yang menurut kita kurang becus?

Apa sekedar pajangan karena kemolekan dan kecantikan fisik semata untuk dipamerkan ketika suami ada acara?

"Kenalkan ini istriku..."

Sebatas itukah?

Duhai wanita, engkau mulia. Allah memudahkan jalanmu menuju surga.

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasalam bersabda:

“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”.

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”.
(HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany)

Iya, wanita mau masuk surga semudah itu tanpa perlu bersusah payah menjadi wanita kekinian.

Bukan tak boleh bersosialisasi, namun jika itu melalaikanmu tentang akhirat, menjauhimu dari jalan surga-Nya, lalu untuk apa semua itu?

Wanita banyak di rumah tidaklah hina, bukan pula menjadi kuper. Banyak amalan yang memudahkan menuju surga-Nya.

Mengurus keluarga sungguh besar pahalanya disisi Allah, namun sayangnya banyak wanita menganggap ini hanyalah pekerjaan rendah.

"Jadi upik abu dulu".

"Ngijah dulu" adalah tulisan (status) di media sosial ketika si mbak mudik dan harus berkutat dengan pekerjaan-pekerjaan rumah, padahal pengabdian pada keluarga adalah pekerjaan paling mulia bagi wanita disisi Allah.


09.08.2017
Agita Maulani


#RenunganPagi
#BelajarMenjadiBaik

*Uprek - Bahasa Sunda : Sibuk.
**Foto diambil dari akun instagram @istiqamahbersamamu dari @rizkylukylollasari