Translate

Minggu, 09 Juni 2013

I Hate You but I Love You

Sebuah cerita tentang ironi kehidupan!
*tsaaaaahhh.. opening-nya kesannya wow banget :P

Ini bukan cerita cinta, tapi cerita soal pekerjaan, dimana salah satu faktor penting didalam pekerjaan saya justru sesuatu yang saya tidak suka.

Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan saya dalam pekerjaan yaitu:

1. Perusahaan, Bidang usaha, dan Unit Usaha.

Harus jelas bibit, bebet, bobotnya. Apakah usaha yang dijalankan legal? Apakah kondisi perusahaan baik? Jangan sampai baru masuk satu bulan sudah kena perampingan, dirumahkan.
Saya pernah mengalami ketika akan interview disatu perusahaan, para karyawan perusahaan tersebut malah sedang persiapan demo. Padahal perusahaan tersebut salah satu perusahaan retail besar di Indonesia, dan baru saja mengakuisisi kompetitornya.

2. Posisi, jabatan, tanggung jawab.

Saya memilih pekerjaan dengan posisi dan tanggung jawab yang sesuai kemampuan juga kapabilitas saya. Impian muluk sih ada tapi juga harus realistis. Tidak mungkin kita meraih sesuatu secara instan, semua perlu proses.

3. Gaji dan Fasilitas.

Harus sesuai dengan beban pekerjaan, juga biaya-biaya, seperti transport dan makan siang. Jangan sampai lebih besar pasak dari pada tiang.

4. Lokasi.

Mengingat kondisi lalu lintas yang semakin tidak bersahabat, tentu saya memilih lokasi yang cukup nyaman untuk dilalui setiap harinya. Pilihan utama tentu pada kota tempat saya tinggal sekarang, Bogor. Di Jakarta saya membatasi hanya seputar Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan sebagian Jakarta Timur.

5. Situasi & Kondisi Lingkungan Kerja.

Sebesar apa pun gaji kita, tetapi kalau situasi dan kondisi lingkungan kerja tidak nyaman, tetap saja tidak enak.

---


Nah, dari kelima faktor diatas semua terpenuhi dalam pekerjaan saya saat ini. Yang menjadi ironi bagi diri saya yaitu bidang usaha yang dijalankan adalah pengendalian hama.

Seperti kebanyakan perempuan, saya geli dan jijik dengan beberapa jenis serangga dan hewan. Walaupun saya tidak berurusan langsung dengan serangga-serangga tersebut, tetapi sebagai bagian dari perusahaan saya harus mengetahui secara jelas bidang usaha yang dijalankan perusahaan.

Maka dimulailah perjalanan saya mengenal lebih jauh tentang pengendalian hama. Hama-hama yang dikendalikan mulai dari nyamuk, rayap, kecoa, semut, tikus, ular, bahkan dibeberapa wilayah dilakukan pengendalian terhadap kelelawar, burung, anjing dan kucing.

Saya belajar tidak hanya bagaimana proses pengendalian dilakukan, tetapi juga mempelajari secara ilmiah karakteristik dari setiap hewan-hewan tersebut.

Untuk burung, anjing, dan kucing masih ok lah...

Tetapi kecoa? Aduh, ampun deh..

Jumat, 23 Mei 2013, saya ikut dalam pertemuan dengan salah satu supplier. Salah satu yang dibahas yaitu pengendalian kecoa. Apa yang dibahas cukup menarik, saya mendapatkan ilmu baru. Tetapi menjadi ironi bahwa saya yang geli, jijik bahkan takut dengan kecoa, sekarang malah duduk manis membahas soal kecoa, sambil makan pula.

Tidak hanya itu, karena kecoa dan teman-temannya itu, perusahaan mendapatkan pelanggan dan meraih keuntungan. Keuntungan tersebut digunakan untuk operasional perusahaan, salah satunya menggaji karyawan.

Jadi berkat eksistensi kecoa dan teman-temannya, saya mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan, juga mengisi rekening tabungan saya.

Duh.. kecoa I hate you but I love you...


1 komentar:

  1. Yg penting suasana kerjanya, rekan-rekan kerjanya menyenangkan atau nggak

    BalasHapus