Selama kurang lebih 8 bulan, cerita politik tersaji dalam rangka pemilihan kepala negara dan anggota legislatif.
Partai-partai politik, calon-calon anggota legislatif, para calon presiden dan calon wakil presiden bersaing untuk menarik hati masyarakat.
Para simpatisan pun tidak mau kalah, mereka saling beradu untuk pilihannya.
Ada yang beradu intelektualitas, ada juga yang saling menebar caci.
Beberapa menjadi perkara di meja hijau.
Bisa dibilang ini adalah kondisi politik terpanas yang pernah ada di Indonesia.
Kampanye seharusnya menjadi ajang untuk menunjukan kualitas diri, bukan saling menjatuhkan.
Pemilu bukan arena untuk mencari pemenang, tetapi sebuah media untuk menentukan siapa yang akan memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.
Kemenangan bukan milik peraih suara terbanyak.
Kekalahan bukan pula karena sedikit jumlah suara yang didapat.
Menang dan kalah mutlak milik seluruh rakyat Indonesia.
Ada resiko yang tak main-main untuk jalan cerita selama 5 tahun yang akan datang.
Nikmat kemenangan akan terasa jika yang terpilih dapat menjalankan tugas dengan baik.
Namun jika si pemegang amanat lalai, maka akibatnya akan dirasakan juga oleh seluruh warga negara Indonesia.
Hari ini waktunya untuk menetapkan pilihan.
Berikan suara pada mereka yang dianggap mampu menjaga amanat, mampu menjalankan tugas agar Indonesia menjadi lebih baik -menjadi Indonesia yang adil dan makmur.
Selamat mencoblos.
17.04.2019 - 00:41
Agita Maulani
***
Agita Maulani
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar