Translate

Kamis, 20 April 2017

Cerita Tujuh Hari - Bagian 4

Hari ketiga ....

*

Sebelum mengikuti 30 Days Writing Challenge (30DWC), menulis belum menjadi runtinitas harian saya. Menulis belum menjadi prioritas. Menulis saya lakukan di luar aktifitas harian. Ketika ada waktu, saya menulis. Jika tidak, saya tidak menjadikan itu suatu beban, bukan kewajiban.

Sejak mengikuti 30DWC kini menulis menjadi sebuah rutinitas, bahkan menjadi kewajiban karena setiap hari harus melaporkan hasil tulisan. Jika dulu ketika tidak ada waktu untuk menulis saya santai-santai saja, kini tidak lagi. Setiap hari saya harus meluangkan waktu untuk menulis, maka di sini saya harus bisa mengatur waktu dengan sebaik-baiknya agar tulisan saya dapat diserahkan tepat waktu.

Memasuki hari ketiga saya mulai sedikit beradaptasi dengan rutinitas menulis, memang belum maksimal karena waktu untuk menulis baru bisa saya lakukan pada malam hari. Bisa di bilang malam hari adalah waktu di mana kondisi tubuh merasa lelah setelah seharian beraktifitas. Saya menulis dengan sisa-sisa energi yang masih ada, padahal proses menulis memerlukan konsentrasi yang baik.

Selepas isya saya menyalakan laptop, mulai menulis sesuai tema yang telah saya tetapkan sendiri, cinta. Saya kembali merenungi apa itu cinta, bagaimanakah cinta.

Jatuh cinta, dunia menjadi penuh warna dari hati yang berbunga-bunga. Sayangnya jatuh cinta sering membuat lupa menjaga cinta yang sesungguhnya.

Ketika mendengar kata cinta hal yang muncul di kepala adalah seorang yang di cinta, kekasih. Padahal cinta tak sesempit itu. Cinta bersifat luas.

Cinta terbesar tentu cinta kepada sang pencipta. Bentuk cinta kepada-Nya yaitu dengan menaati perintahnya dan menjauhi larangannya.

Selain cinta kepada yang maha kuasa, masih ada cinta lain yang juga abadi. Tidak, kita tidak bicara sebuah romantisme cinta, kita bicara cinta apa adanya. Cinta tanpa basa basi. Keluarga adalah bentuk cinta tanpa syarat yang justru sering kita abaikan.

Sempitnya arti cinta di atas lah yang menjadi ide tulisan di hari ketiga, saya memberinya judul Dimanakah Cinta?
Sebuah pesan untuk para pencari cinta, bahwa cinta tak perlu dilabuhkan jauh-jauh, sesungguhnya cinta ada di depan mata. Cinta dari keluarga dan kerabat.


#30DaysWritingChallenge
#30DWC
#30DWCJilid5
#Day10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar