Translate

Selasa, 25 April 2017

Cerita Tujuh Hari - Bagian 8 (selesai)

Hari ketujuh...

*
 
Awalnya Cerita Tujuh Hari hanya akan dibuat satu tulisan saja, tetapi muncul beberapa ide di kepala, jadilah tulisan ini dibagi menjadi beberapa bagian.

Seperti yang tertulis pada Cerita Tujuh Hari Bagian 1, saya ingin berbagi cerita tentang hari-hari pertama sebagai fighter 30 Days Writing Challenge (30DWC).

Baru berjalan tujuh hari sudah banyak hal yang saya alami. Mulai dari masalah yang berhubungan langsung dengan kepenulisan  seperti mencari ide tulisan, penyusunan kalimat dan paragraf, sampai hal-hal lain seperti koneksi internet yang byar pet sehingga tulisan tidak dapat di simpan dan di publikasikan di blog. Pernah juga tertidur ketika sedang menulis sehingga tulisan diserahkan menjelang batas tengat waktu.

Dari hal-hal tersebut diatas banyak yang dapat saya pelajari, diantaranya :

Menjaga Komitmen.
Pada 30DWC ini penting menjaga komitmen untuk menulis. Menjaga komitmen bukan hanya pada program 30 DWC dan para mentor, tetapi komitmen kepada diri sendiri. Seberapa besar komitmen kita untuk menulis, terus mengasah kemampuan agar dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik dari tulisan-tulisan sebelumnya.

Bebaskan Pikiran.
30DWC bukan ajang pembuktian diri bahwa kita adalah seorang penulis. 30DWC merupakan sarana untuk mengasah kemampuan menulis. Ketika menulis bebaskan pikiran untuk mengeksplorasi dengan segala hal dan menuangkannya menjadi sebuah tulisan. Para mentor menyarankan kita fokus menulis pada satu tema, tetapi tidak ada salahnya kita belajar keluar dari zona nyaman, mencoba menulis di luar kebiasaan kita. Maksimalkan 30DWC untuk belajar, menggali ilmu-ilmu tentang kepenulisan.

Manajemen Waktu.
Menjaga komitmen menulis dan menyerahkan tepat pada waktunya memerlukan manajemen waktu yang baik. Sampai saat ini menulis masih saya lakukan selepas aktifitas harian saya, yaitu pada sore atau malam hari, di mana kondisi tubuh sudah mulai lelah, sedangkan saat menulis diperlukan konsentrasi yang cukup baik. Saya menyiasatinya dengan membuat satu tema agar memudahkan ketika akan menulis dan membuat beberapa konsep tulisan agar jika waktu untuk menulis sempit karena kesibukan harian, saya tetap bisa produktif dengan mengolah dari konsep tulisan yang telah dibuat sebelumnya.

Peka.
Soal peka pernah di bahas pada Kelas Menulis Online yang di mentori oleh Dian Yuni, penulis buku Menanti Pagi. Peka terhadap hal-hal yang ada disekitar kita bisa menjadi sumber inspirasi untuk menulis, bahkan inspirasi dapat diambil dari pengalaman diri kita sendiri.

*
 
Untuk menghasilkan tulisan yang baik memerlukan proses, maka nikmatilah setiap prosesnya. Jangan pernah merasa berkecil hati kala merasa tulisan kita seperti tidak ada kemajuan, tetapi justru di situ kita dituntut untuk belajar lebih lagi. Bahkan ketika tulisan kita sudah baik, bukan berarti kita berhenti sampai di situ. Menulis adalah bagian dari kreatifitas yang sifatnya dinamis. Kita akan selalu menemui hal-hal baru yang dapat memberikan pengaruh positif pada karya-karya yang dihasilkan, jadi jangan lelah untuk terus belajar.

***

#30DaysWritingChallenge
#30DWC
#30DWCJilid5
#Day15

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar