Hari ketujuh...
*
Awalnya Cerita Tujuh
Hari hanya akan dibuat satu tulisan saja, tetapi muncul beberapa ide di kepala, jadilah tulisan ini dibagi menjadi beberapa bagian.
Seperti yang tertulis
pada Cerita Tujuh Hari Bagian 1, saya ingin berbagi cerita tentang hari-hari
pertama sebagai fighter 30 Days Writing Challenge (30DWC).
Baru berjalan tujuh hari sudah banyak hal yang saya
alami. Mulai dari masalah yang berhubungan langsung dengan kepenulisan seperti mencari ide tulisan, penyusunan
kalimat dan paragraf, sampai hal-hal lain seperti koneksi internet yang byar pet sehingga tulisan tidak dapat di
simpan dan di publikasikan di blog. Pernah juga tertidur ketika sedang
menulis sehingga tulisan diserahkan menjelang batas tengat waktu.
Dari hal-hal tersebut diatas
banyak yang dapat saya pelajari, diantaranya :
Menjaga Komitmen.
Pada 30DWC ini penting
menjaga komitmen untuk menulis. Menjaga komitmen bukan hanya pada program 30 DWC dan para mentor, tetapi komitmen kepada diri sendiri. Seberapa besar
komitmen kita untuk menulis, terus mengasah kemampuan agar dapat menghasilkan
tulisan yang lebih baik dari tulisan-tulisan sebelumnya.
Bebaskan Pikiran.
30DWC bukan ajang
pembuktian diri bahwa kita adalah seorang penulis. 30DWC merupakan sarana untuk
mengasah kemampuan menulis. Ketika menulis bebaskan pikiran untuk mengeksplorasi
dengan segala hal dan menuangkannya menjadi sebuah tulisan. Para mentor menyarankan
kita fokus menulis pada satu tema, tetapi tidak ada salahnya kita belajar keluar
dari zona nyaman, mencoba menulis di luar kebiasaan kita. Maksimalkan 30DWC untuk belajar, menggali ilmu-ilmu tentang kepenulisan.
Manajemen Waktu.
Menjaga komitmen
menulis dan menyerahkan tepat pada waktunya memerlukan manajemen waktu yang baik. Sampai
saat ini menulis masih saya lakukan selepas aktifitas harian saya, yaitu pada
sore atau malam hari, di mana kondisi tubuh sudah mulai lelah, sedangkan saat menulis
diperlukan konsentrasi yang cukup baik. Saya menyiasatinya dengan membuat satu
tema agar memudahkan ketika akan menulis dan membuat beberapa konsep tulisan agar jika waktu untuk menulis sempit karena kesibukan harian, saya tetap bisa
produktif dengan mengolah dari konsep tulisan yang telah dibuat sebelumnya.
Peka.
Soal peka pernah di
bahas pada Kelas Menulis Online yang di mentori oleh Dian Yuni, penulis buku Menanti Pagi. Peka terhadap
hal-hal yang ada disekitar kita bisa menjadi sumber inspirasi untuk menulis,
bahkan inspirasi dapat diambil dari pengalaman diri kita sendiri.
*
Untuk menghasilkan
tulisan yang baik memerlukan proses, maka nikmatilah setiap prosesnya. Jangan pernah
merasa berkecil hati kala merasa tulisan kita seperti tidak ada kemajuan,
tetapi justru di situ kita dituntut untuk belajar lebih lagi. Bahkan ketika tulisan
kita sudah baik, bukan berarti kita berhenti sampai di situ. Menulis adalah bagian
dari kreatifitas yang sifatnya dinamis. Kita akan selalu menemui hal-hal baru yang dapat memberikan pengaruh positif pada karya-karya yang dihasilkan, jadi jangan lelah untuk terus
belajar.
***
#30DaysWritingChallenge
#30DWC
#30DWCJilid5
#Day15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar